Lewat Open House, Pemkot Yogya Gandeng Komunitas Atasi Persoalan Warga
By Admin
nusakini.com, Umbulharjo - Kegiatan open house yang digelar Wali Kota Yogyakarta pada Rabu (14/4) kembali membuktikan perannya sebagai ruang terbuka yang efektif untuk menyelesaikan berbagai persoalan warga secara cepat dan langsung. Melalui forum ini, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo menerima aspirasi dan keluhan warga, sekaligus memberikan solusi nyata di tempat.
"Banyak masalah yang sebenarnya tidak terlalu besar, tapi bisa menjadi rumit kalau tidak segera diselesaikan. Kuncinya ada di komunikasi. Dengan adanya open house ini, kita bisa langsung mendengar dan menangani permasalahan itu secara cepat," ujar Hasto Wardoyo.
Salah satu contoh nyata disampaikan langsung dalam forum tersebut, ketika seorang siswa SMK datang mengeluhkan tidak diizinkan mengikuti ujian akibat tunggakan SPP. Setelah Wali Kota menghubungi Dinas Pendidikan, persoalan tersebut langsung ditindaklanjuti dan siswa tersebut diperbolehkan mengikuti ujian.
"Kalau tidak ada open house, bisa jadi anak itu tidak ikut ujian. Ini contoh kecil, tapi dampaknya besar bagi masa depan anak," lanjutnya.
Contoh lain, beberapa aduan terkait dengan pengolah sampah. Di beberapa wilayah yang tidak bisa menjalankan program karena berbagai kendala. “Warga kirim surat ke sini. Setelah dicek, ternyata masalahnya sederhana—mereka hanya butuh gerobak. Kami bantu, dan akhirnya program bisa jalan. Artinya, banyak masalah itu sebenarnya bukan besar, hanya butuh komunikasi dan kepedulian,” kata Hasto.
Tidak hanya menjadi forum keluhan masyarakat, Wali Kota Yogyakarta juga menerima berbagai aspirasi. Pada kesempatan kali ini, pihaknya menyinggung sejumlah program prioritas yang tengah dijalankan, salah satunya adalah pemeriksaan kesehatan gratis bagi lansia.
Berdasarkan data, terdapat sekitar 1.069 lansia di Kota Yogyakarta yang mengalami keterbatasan mobilitas. Melalui kolaborasi dengan Puskesmas, Rumah Sakit Pratama, para bidan,serta perawat, Hasto menargetkan seluruh lansia tersebut dapat dikunjungi dan diperiksa dalam program 100 hari kerja.
"Konsepnya satu kampung satu perawat. Negara hadir dalam keluarga, bukan hanya menunggu di fasilitas kesehatan, tapi juga proaktif menjangkau mereka yang tidak bisa datang sendiri," jelasnya.
Selain itu, Pemkot juga sedang mendorong terbentuknya food bank atau lumbung pangan berbasis komunitas. Melalui skema ini, makanan berlebih dari rumah tangga atau rumah makan dapat dikumpulkan, disimpan, dan didistribusikan kepada yang membutuhkan.
"Kami di Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki program pemeriksaan kesehatan bagi para lansia. Ini sebenarnya sangat selaras dengan perhatian kita pada isu kesehatan. Kalau Fatayat NU, misalnya, berkenan menyisihkan sedikit waktu dan perhatiannya, kami memiliki data warga lansia yang tidak memiliki kemampuan mobilitas,” tambahnya.
Ketua PC Fatayat NU Kota Yogyakarta, Umu Aiman Siswi H yang hadir dan menyampaikan sejumlah program yang telah dan akan dijalankan organisasinya. Ia menegaskan komitmen Fatayat untuk mendukung program pemerintah, terutama dalam bidang kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
"Kami memiliki program edukasi kesehatan reproduksi perempuan serta pengelolaan lingkungan melalui bank sampah. Program sedekah sayur juga sudah berjalan dan rutin kami lakukan setiap Ahad Pahing atau 35 hari sekali. Sayur-mayur tersebut kami bagikan ke masyarakat yang membutuhkan," ujar Umu Aiman.
Menanggapi data lansia tidak mobile yang disampaikan oleh Wali Kota, Fatayat NU menyatakan siap untuk bersinergi dalam menjangkau mereka melalui program sosial yang telah dirintis, termasuk penyaluran daging kurban yang telah diolah terlebih dahulu agar lebih mudah dikonsumsi oleh para lansia dan kaum duafa.
"Kami senang bisa mendapatkan data lansia yang terbatas mobilitasnya. Ini bisa kami masukkan sebagai sasaran penerima manfaat dalam program-program kami ke depan, tentunya disinergikan dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian dan Pangan," tambahnya. (*)
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo